Kamis, 19 Januari 2012

Skripsi Herry PAKEM

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia adalah pendidikan yang didasarkan pada
Pancasila. Di mana pada undang-undang Pendidikan Nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta bertanggungjawab ke masyarakat dan kebangsaan.
Dengan pentingnya pendidikan itu, maka pelaksanaan pembangunan di
bidang pendidikan perlu ditingkatkan kualitasnya, Matematika merupakan ilmu
universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran
penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini
dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang geometri, teori bilangan,
aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan
menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang
kuat sejak dini. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sampai saat ini minat
belajar siswa terhadap matematika masih rendah. Hal ini ditunjukkan banyak
siswa yang merasa bosan dan jenuh terhadap pelajaran tersebut, dan ini
merupakan masalah besar di sekolah. Apabila pelajaran matematika di sekolah
dianggap oleh sebagian siswa adalah mata pelajaran yang paling sulit dan dan
menakutkan . Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian Ujian akhir Semeter, dan
Ujian Akhir Nasional Matematika, rata-rata nilainya masih kurang dari yang
diharapkan atau belum memenuhi syarat ketuntasan belajar.
Hal ini perlu adanya perubahan sikap guru dalam menyampaikan bahan
ajar kepada peserta didik. Selama ini guru sangat dominan dibandingkan peran
siswa pada saat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas sedang berlangsung.
Namun sekarang kondisinya berbalik, yakni peran siswa dituntut harus lebih
dominan dibanding peran guru ketika terjadi proses belajar mengajar, tetapi pada
kenyataannya guru belum mampu menciptakan proses belajar mengajar yang
dapat mendorong siswa untuk bisa berperan aktif dalam kelas. Akibatnya suasana
kelas selama proses belajar mengajar cenderung pasif dan kurang kondusif,
suasana seperti ini bisa menunjukkan indikasi bahwa kemampuan kognitif siswa
yang rendah.
Setelah peneliti mengadakan studi pendahuluan melalui wawancara
dengan guru matematika Ibu Eni Widyastuti, S.Pd kelas XI IPA 2 Semester I
SMA Negeri 2 Mranggen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2009/2010. Nilai
rata-rata kelasnya hanya mencapai 6,0 atau hanya 65% dari jumlah siswa yang
tuntas belajar. Dari hasil observasi yang telah dilakukan maka satu upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran adalah melalui pembelajaran PAKEM.
Rendahnya kemampuan kognitif di kelas disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu sarana pembelajaran yang kurang menarik, materi pelajaran yang sulit dan
prsoes pembelajaran yang menarik. Proses pembelajaran yang kurang menarik
merupakan penyebab utama kemampuan kognitif yang rendah. Dari hasil analisis
tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa kurangnya variasi model
pembelajaran akan menyebabkan rendahnya kemampuan kognitif siswa, karena
itu untuk menguranginya maka diberikan model pembelajaran yang dapat
mengajak dan mendorong siswa, untuk mampu menguraikan operasi dan
menggunakan kemampuan kognitif dalam memecahkan masalah.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model
PAKEM, salah satu model belajar mandiri yang melibatkan keaktifan,
kekreatifan, keefektifan, pola pikir siswa lebih berkembang dan melatih siswa
hidup mandiri. PAKEM bertujuan menciptakan suatu lingkungan belajar yang
lebih melengkapi siswa dengan ketrampilan-ketrampilan pengetahuan dan sikap
bagi hidupnya kelak.
Aktif dimasudkan bahwa dalam pembelajaran guru harus menciptakan
suasana yang mendukung sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan
mengemukakan gagasan. Belajar merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar
dalam membangun pengetahuan, peran aktif siswa dari si pembelajar dalam
membangun pengetahuan, peran aktif siswa sangat penting dalam rangka
pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu
kepentingan dirinya dan orang lain yang dimaksudkan agar guru menciptakan
kegiatan belajar mengajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa.
Efektif yaitu menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajarannya sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran
yang harus dicapai. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh dalam
belajar.
Dalam pembelajaran matematika dengan model PAKEM, siswa
dihadapkan dengan permasalahan yang dapat meningkatkan hasil belajar,
aktivitas siswa serta kerjasama dalam kelompok. Dari uraian di atas maka
penerapan model PAKEM untuk meningkatkan hasil belajar siswa, pada siswa
kelas XI IPA 2 Semester I SMA Negeri 2 Mranggen Kabupaten Demak dalam
pokok bahasan peluang tahun pelajaran 2009/2010.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang diajukan dalam penelitian
ini adalah
“Apakah penerapan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAKEM) dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan
pokok bahasan PELUANG pada siswa kelas XI IPA 2 Semester I SMA N 2
Mranggen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009/2010 ?”
C. Rencana Pemecahan Masalah
Agar hasil belajar khususnya pada pada pembelajaran matematika pokok
bahasan peluang dapat meningkat, maka pemecahan masalah dalam penelitian
berupa penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model PAKEM. Disini
peneliti menggunakan model pembelajaran pakem karena dalam model
pembelajaran ini siswa dapat dengan mudah menguasai materi. Ini dikarenakan
dalam model pembelajaran pakem membuat suasana belajar yang menyenangkan
bagi siswa sehingga siswa dapat dengan mudah menguasai materi. Penelitian
tindakan kelas ini dirancang dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus II
dilakukan apabila pada siklus I belum terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa
kelas XI IPA 2 Semester I SMA Negeri 2 Mranggen Kabupaten Demak.
Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari hasil tes siswa, sedangkan aktivitas
siswa dan kerjasama siswa dalam kelompok selama kegiatan belajar mengajar
dapat dilihat dari hasil tes siswa, sedangkan aktivitas siswa dan kerjasama siswa
dalam kelompok selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari lembar
observasi.
D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari adanya perbedaan pandangan; penafsiran, serta
menghidarkan kekaburan dan kesamaan arti dalam istilah-istilah yang ada dalam
judul ini, maka perlu ditegaskan istilah-istilah yang berhubungan dengan rencana
skripsi ini:
1. Penerapan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menerapkan dapat diartikan
menggunakan, mempraktekkan. Penerapan berarti penggunaan atau
pemakaian.( KBBI, 1998: 935).
2. Model Pembelajaran
Merupakan suatu pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum,
mengatur materi pengajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas
dalam setting lainnya. (Max Darsono, 2000: 10)
3. PAKEM (Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
Pembelajaran, adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian
rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik
Dilihat dari segi guru:
Aktif, guru aktif :
a. Memantau kegiatan belajar siswa
b. Memberi umpan pertanyaan yang menantang
c. Mempertanyakan gagasan siswa
Kreatif
a. Mengembangkan kegiatan yang beragam
b. Membuat alat bantu sederhana
Efektif, pembelajaran:
Mencapai tujuan pembelajaran
Menyenangkan, pembelajaran:
Tidak membuat anak takut
a. Takut salah
b. Takut ditertawakan
c. Takut dianggap sepele
Dilihat dari segi siswa:
Aktif, siswa aktif :
a. Bertanya,
b. Mengemukakan gagasan
c. Mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya
Kreatif, siswa :
a. Merancang / memuat sesuatu
b. Menulis/mengarang
Efektif, siswa:
Menguasai keterampilan yang diperlukan
Menyenangkan, pembelajaran:
Membuat anak :
a. berani mencoba / berbuat
b. berani bertanya
c. berani mengumukakan pendapat/ gagasan
d. berani mempertanyakan gagasan orang lain
(Durori, 2002: xiii –xiv)
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan siswa setelah ia
menerima pengalaman belajar. (Nana Sudjana, 1989: 22)
Hasil belajar dalam penelitian ini berupa kemampuan kognitif dalam
memecahkan masalah kemampuan afektif ditunjukkan dengan aktivitas siswa
serta psikomotorik ditunjukkan dengan kerjasama dalam kelompok.
Dari penegasan istilah di atas, secara umum judul skripsi ini dapat
diartikan sebagai penelitian dewan kelas untuk meneliti apakah dengan
menerapkan model pakem dalam pembelajaran matematika dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, dalam pokok bahasa peluang pada siswa
kelas XI IPA 2 Semester I SMA negeri 2 Mranggen Kabupaten Demak.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan
model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan Peluang pada siswa kelas XI
IPA 2 SMA N 2 Mranggen Tahun Pelajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Siswa
a. mendapatkan pengalaman baru dengan diterapkan model pembelajaran
PAKEM.
b. Lebih bermotivasi untuk belajar.
c. Dapat mengembangkan kerjasama antara siswa dalam merumuskan
masalah.
2. Guru
a. Lebih mudah dalam menyampaikan materi pelajaran, karena siswa
diarahkan dalam pembelajaran PAKEM.
b. Keberhasilan guru sebagai pengajar meningkat, karena dimungkinkan hasil
siswa juga meningkat.
3. Sekolah
a. Keberhasilan siswa meningkat, karena hasil belajar siswa juga meningkat.
b. Dengan adanya penelitian ini, guru-guru lain akan termotivasi
memperbaiki model pembelajaran yang selama ini diterapkan.
G.SISTEMATIKA SKRIPSI
Secara garis besar sistematika skripsi dalam penelitian ini dibagi menjadi
3 bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Sistematika skripsi ini
adalah sebagai berikut:
Bagian awal terdiri atas halaman judul, lembar persetujuan, lembar
pengesahan, halaman motto dan persembahan, daftar isi, abstraksi, kata pengantar
dan daftar lampiran.
Bagian isi terdiri atas 5 bab, yaitu pendahuluan, landasan teori, metode
penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan penutup.
Bab I Pendahuluan terdiri atas: latar belakang masalah, penegasan istilah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penelitian.
Bab II Landasan teori terdiri atas: pengertian belajar, prinsip belajar, hasil
belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, pengertian
PAKEM, materi peluang, kerangka berpikir, serta hipotesis tindakan.
Bab III Metode penelitian terdiri atas: alokasi penelitian dan subyek
peneltian, variabel penelitian, rencana penelitian, instrument penelitian, indikator
keberhasilan, analisis data.
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan terdiri atas: persiapan penelitian,
pelaksanaan penelitian dan pembahasan.
Bab V Penutup terdiri atas: kesimpulan dan saran.
Bagian akhir skripsi terdiri atas: daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan siapa seseorang terbentuk,
dimodifikasi dan ber kembang disebabkan belajar. Karena itu seseorang
dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang tersebut telah
terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu tingkah laku.
Beberapa ahli yang mendefinisikan belajar, diantaranya sebagai
berikut :
a. Menurut Morris L. Bigge (1992 : 1)
“Learning is an enduring change in aliving individual that is not
haralded by a genetic in heritance” (belajar adalah perubahan yang
menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara
genetis) (Max Darsono, 2000: 3)
b. Menurut James O. Whittaker (1970 : 215)
“Learning may be defined as the process by which behavior originates
or is alfered through training or experience” (Belajar dapat
didefinisikan sebagai proses yang menimbulkan atau meruah perilaku
melalui latihan atau pengalaman) (Max darsono, 2000: 4)
c. Menurut W.S Winkel (1987 : 36)
“belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan
dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai sikap”
(Max Darsono, 2000: 4)
d. Aoron Quinn Sartain (1958 : 229)
“Learning may be defines as a result of experience” (belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku sebagai hasil
pengalaman) (Max Darsono, 2000: 4)
Dari definisi tersebut belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari berbagai
bentuk seperti : perubahan pengetahuan, pemahaman sikap, tingkah laku,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang
ada pada individu yang belajar. Proses terjadinya belajar sangat sulit diamati.
Karena itu orang cenderung memverikasikan tingkah laku manusia untuk
disusun memjadi pola tingkah laku yang akhirnya tersusunlah suatu model
yang menjadi prinsip-prinsip belajar yang bermanfaat sebagai bekal untuk
memahami, mendorong, dan memberi arah kegiatan belajar.
B. Pengertian Pembelajaran
Menurut para pakar pendidikan, praktek mengajar di sekolah pada
umumnya lebih berpusat pada guru. Artinya bila guru mengajar ia lebih
mempersiapkan dirinya, supaya lebih berhasil dalam menyampaikan materi
pelajaran. Ia harus menguasai materi, harus menguasai metode mengajar, mampu
melakukan evaluasi belajar atau tidak. Jadi siswa hanya sebagai objek, padahal
siswa adalah subjek pendidikan, oleh karena itu, istilah mengajar yang dianggap
berkonotasi “teacher centered” diganti dengan istilah pembelajaran dengan
menggunakan istilah pembelajaran diharapkan guru selalu ingat bahwa tugasnya
adalah membelajarkan siswa dengan kata lain membuat siswa dapat belajar untuk
mencapai hasil yang optimal.
1. Pengertian pembelajaran
a. Umum
Pembelajaran adalah sutu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah
yang lebih baik.
b. Khusus
1). Behavioristik
Pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang
diinginkan dengan menyediakan (stimulus). Agar terjadi
hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan)
perlu latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi
hadiah/reciforment (penguatan).
2). Kognitif
Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami apa yang
sedang dipelajari.
3). Gestalt
Pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi
pembelajaran sedemikian rupa siswa lebih mudah mengaturnya
menjadi suatu bermakna.
4). Humanistik
Pembelajaran adalah kebebasan kepada siswa untuk memilih
bahan pelajaran dengan cara mempelajarinya sesuai dengan minat
dan kemampuannya.
Herman Hudoyo (1990 : 10)
2. Ciri-ciri pembelajaran
Sesuai dengan ciri-ciri belajar, maka ciri-ciri pembelajaran dikemukakan
sebagai berikut:
a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara
sistematis.
b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa
dalam belajar.
c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan
menantang siswa.
d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan
menarik sama.
e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siswa.
f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik
secara fisik maupun psikologi (Max Darsono, 2000: 25).
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang terjadi
dalam satu kesatuan waktu dengan pelaku yang berbeda. Pelaku belajar
adalah siswa dan pelaku pembelajaran atau mengajar adalah guru.
Kegiatan siswa belajar dan guru mengajar berlangsung dalam proses yang
bersamaan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
C. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip belajar adalah hal-hal yang sangat penting yang harus ada dalam
suatu proses belajar dan pembelajaran. Kalau hal-hal tersebut diabaikan, maka
dapat dipastikan pencapaian hasil belajar tidak optimal.
Prinsip-prinsip belajar:
1. Kesiapan belajar
Faktor kesiapan baik fisik maupun psikologis merupakan awal suatu kegiatan
belajar.
2. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek
belajar sebagai suatu aktivitas yang kompleks sangat membutuhkan
perhatian siswa yang belajar.
3. Motivasi
Motivasi adalah motif yang sudah aktif saat seseorang melakukan suatu
aktivis. Pada suatu ketika motif aktif sehingga orang bersemangat untuk
melakukan suatu aktifitas atau siswa yang bersemangat untuk belajar. Tetapi
pada ketika lain motiv tidak aktif, artinya motiv tidak timbul, sehingga siswa
tidak terdorong untuk belajar. ( Max Darsono, 2000: 27).
Jadi dapat dikatakan bahwa prinsip belajar adalah hal-hal yang mendukung
dalam proses pembelajaran, yaitu meliputi kesiapan siswa baik fisik maupun
psikologi, perhatian siswa dalam proses pembelajaran dan motivasi siswa dalam
belajar.
D. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah yang diperoleh dari belajar yang berupa
perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Hasil belajar yang diperoleh siswa
berupa kemampuan. Setelah belajar siswa memiliki ketrampilan, pengetahuan,
sikap dan nilai. Timbulnya kemampuan tersebut adalah dari stimulus yang
berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh siswa
(Max Darsono, 2000: 15).
Hasil belajar siswa merupakan kemampuan siswa yang akan dicapai sebagai
berikut :
1. Kemampuan verbal, adalah kemampuan untuk mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa lisan maupun tertulis.
2. Kemampuan ketrampilan intelektual adalah kepekaan yang berhubungan
dengan lingkungan serta mempersentasikan konsep dan lambang
3. Kemampuan kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan
kognitifnya sendiri, kemampuan ini meliputi konsep dan kaidah memecahkan
masalah.
4. Ketrampilan motorik adalah kemampuan serangkaian jasmani antara
koordinasi otak dengan tubuh.
5. Kemampuan sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penelitian terhadap objek tersebut.
6. Jadi hasil belajar akan melekat pada siswa dalam bentuk ketrampilan
inteletual, sikap dan siasat.
Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa meliputi kemampuan kognitif siswa
dalam memecahkan masalah dalam kelompok pada mata pelajaran matematika
pada pokok bahasan peluang dikelas XI IPA 2 SMA N 2 Mranggen Demak.
E. Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi
dapat digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu siswa yang
sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu
yang sedang belajar.
1. Faktor-faktor intern
Di dalam membicarakan faktor intern ini akan dibahas menjadi tiga
faktor yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
a. Faktor jasmaniah
1). Faktor kesehatan
Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah
mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara
selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja,
belajar, istirahat, tidur, makan, olah raga, rekreasi dan ibadah.
2). Cacat tubuh
Keadaan seseorang dapat mempengaruhi belajar siswa yang
cacat, belajarnya pun terganggu.
3). Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat fase dalam pertumbuhan
seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru belajar akan lebih berhail jika
anaknya sudah siap (matang).
b. Faktor Psikologis
1). Intelegensi
Intelefgensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar,
dalam situasi yang sama. Siswa yang mempunyai tingkat
intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada siswa yang
mempunyai intelegensi rendah
2). Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi , jiwa itupun
semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda atau hal) atau
sekumpul objek untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka
siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang sama
dipelajarinya.
3). Minat
Minat besar pengaruhya terhadap hasil belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka
siswa tidak akan belajar dengan baik.
4). Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Jika bahan pelajaran
yang dipelajari sesuai dengan siswa, maka hasil belajarnya lebih
baik karena senang belajar dan pasti selanjutnya ia akan lebih
giat dalam belajar.
5). Motif
Motif erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai motif
yang kuat sangatlah perlu di dalam belajar.
6). Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan
seseorang, dimana acat-acat tubuhnya sudah siap melaksanakan
kecakapan baru. Belajar akan lebih berhasil jika anaknya sudah
siap (matang).
7). Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memerlukan respon atau
bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar,
karena jika siswa belajar dan pada dirinya sudah ada kesiapan
maka hasil belajarnya akan lebih baik.
c. Faktor kelelahan
Kelelahan itu mempengaruhi belajar agar siswa dapat belajar dengan
baik perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan, sehingga
siswa tersebut dapat belajar dengan baik.
(Slameto, 1995: 54 - 59)
2. Faktor-faktor Ekstern
Ada tiga buah faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar yaitu:
faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
a. Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga yang
berupa :
1). Cara orang tua mendidik
2). Relasi antara anggota keluarga
3). Suasana rumah tangga, dan
4). Keadaan ekonomi keluarga
b. Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c. Faktor masyarakat
Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar siswa mencakup
kegiatan siswa dalam masyarakat, masa media, teman bergaul dan
bentuk kehidupan masyarakat.
(Slameto, 1995: 60)
F. Pengertian PAKEM
Menurut Moh. Durori (2002: xii – xiv) pembelajaran aktif kreatif, efektif dan
menyenangkan
1. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian
rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.
2. Aktif
Dari segi guru aktif, guru aktif :
a. Memantau kegiatan belajar siswa
b. Memberi umpan balik
c. Mengajukan pertanyaan yang menantang
d. Mempertanyakan gagasan siswa
Dari segi siswa :
a. Aktif, siswa aktif:
b. Bertanya
c. Mengemukakan gagasan
d. Mempertanyakan gagasan orang lain dan gangguannya
3. Kreatif
Dari segi guru:
Kreatif, guru kreatif:
a. Mengembangkan kegiatan yang beragam
b. Membuat alat bantu belajar sederhana
dari segi siswa:
a. Kreatif
b. Siswa kreatif
c. Merancang atau membuat sesuatu
d. Menulis atau mengarang
4. Efektif
Dari segi guru : mencapai tujuan pembelajaran dari segi siswa :
Dari segi siswa: menguasai keterampilan yang diperlukan
5. Menyenangkan
Dari segi guru: Menyenangkan, pembelajaran yang tidak membuat anak :
a. Takut salah
b. Takut ditertawakan
c. Takut dianggap sepele
Dari segi siswa :
a. Berani mencoba atau berbuat
b. Berani bertanya
c. Berani mengemukakan pendapat atau gagasan
d. Berani mempertanggungjawabkan gagasan orang lain
Dalam pelaksanaan PAKEM perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
a. Memahami sifat anak
b. Mengenal peserta didik secara individu atau perorangan
c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
d. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan kemampuan
memecahkan masalah
e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
g. Memberikan umpan balik yang bertanggung jawab untuk meningkatkan
kegiatan belajar mengajar.
h. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.
Untuk menciptakan suasana balajar mandiri dalam program
pembelajaran di kelas maupu di lingkungan sekolah dibuat beberapa
sarana atau perangkat sederhana yang dibuat oleh guru maupun siswa
secara berkelompok. Beberapa sarana atau perangkat dan kegiatan yang
menunjang PAKEM sebagai berikut (Durori, 2002: 19)
a. Buletin selamat pagi
Buletin selamat pagi merupakan media belajar berisi rangkuman
materi pelajaran, latihan soal, gambar dan juga karya-karya siswa yang
dimuat dalam fungsinya yaitu untuk menambah wawasan, sebagai
apersepsi pelajaran media-media motivasi serta latihan kedisiplinan.
b. Papan Absen Mandiri
Papan absen mandieri adalah salah satu media dalam pembelajaran
model PAKEM yang digunakan siswa untuk membuktikan
kehadirannya di kelas atau sekolah tujuan dari papan absen mandiri
adalah untuk melatih kedisiplinan dan kejujuran siswa.
c. Dokter matematika
Siswa yang nilainya bagus pada tes formatif setelah kegiatan belajar
mengajar dianjurkan oleh guru untuk membuat resep pada kertas
kosong yang telah tersedia. Resep yang dimaksud adalah cara
penyelesaian soal yang menyebabkan dia benar dalam mengerjakan ter
formatif. Setelah resep dibuat dan diberi nama kemudian dipajang
pada media dokter matematika. Setelah resep diuat dan diberi nama
kemudian dipajang pada media dokter matematika. Jadialh dipembuat
itu dokter matematika dikelasnya pada materi tertentu. Siswa yang
mendapat nilai jelek pada tes formatif setelah kegiatan belajar
mengajar dianjurkan oelh guru utnuk berobat kepada dokter
matematika dengan kesulitan yang dideritanya. Setelah itu ia akan
mencari dokter matematika. Si pembuat resep terjadilah dialog antara
pasien dengan dokter sebagai kegiatan tutor sebaya.
d. Papan jadwal mandiri
Papan jadwal mandiri adalah salah satu sarana atau perangkat untuk
mengantisipasi agar kegiatan belajar siswa tetap berjalan sebagaimaan
mestiya. Tujuan dari papan jadwal mandiri adalah memudahkan guru
lain bila guru kelas yang bersangkutan berhalangan hadir dan juga
membangun sikap saling peduli antara guru yang satu dengan yang
lain dalam melaksanakan tugasnya di sekolah.
e. Pohon Ilmu
Pohon ilmu atau panjangan merupakan media motivasi belajar yang
digunakan untuk memancing prestasi siswa secara individu maupun
kelompok yang dipajang adalah hasil ulangan setelah kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan, sehingga akan terjadi persaingan antar
kelompok dan intern kelompok
f. Bank Soal Mandiri
Bank soal mandiri adalah suatu perangkat sebagai tempat koleksi
sejumlah soal, baik soal UUL, ebtanas, maupun buku-nuku latihan dan
koleksi karya siswa yang telah terjilid.
g. Media “ Tugasku Tanggung jawabku”
Media ini difungsikan untuk menanam rasa tanggung jawab pada diri
siswa dengan cara permainan, sehingga terasa tidak memberatkan
malah justru sebaliknya. Tugas yang dimaksud adalah tugas piket
membersihkan ruang kelas dan tugas keliling yang berhubungan
dengan materi pelajaran.
Langkah-langkah PAKEM antara lain:
a. Review
Guru dan siswa meninjau pelajaran yang lampau
b. Pengembangan
1). Guru mengajukan ide baru dan perluasan konsep (siswa harus
tahu tujuan dan memiliki antipasi tentang sasaran pelajaran)
2). pembelajaran dilakukan secara “interaktif”
3). penggunaan metode peraga dan contoh konkret
c. Latihan kontrol
Ditinjau dari kerja klompok
d. Seat work
Siswa bekerja mandiri atau dalam kelompok untuk latihan atau
perluasan dan mempelajari konsep pada langkah ke 2
e. Laporan siswa perorangan / kelompok
Hasil kerja kelompok maupun individu anak dilaporkan kalau ada
perbaikan diperbaiki.
f. Pendalaman melalui permainan
Anak diajak bermain-main dengn tujuan memperdalam materi.
g. Pemajangan hasil karya
Hasil karya dipajang berfungsi sebagai perpustakaan kelas.
G. Uraian Materi “PELUANG”
1. Kaidah pencacahan
a. Aturan pengisian tempat
Contoh :
Diketahui tiga buah angka 4, 5 dan 6 susunlah menjadi bilanganbilangan
yang terdiri dari 2 angka!
Jawab
Tempat dapat diisi oleh angka 3 angka, tempat satuan dapat diisi oleh
3 angka jadi banyaknya bilangan yang dapat disusun adalah 3 × 3 = 9
bilangan yaitu (4, 4), (4, 5), (4, 6), (5, 4), (5, 5), (5, 6), (6, 4), (6, 5),
(6, 6).
b. Definisi dan notasi Faktorial
n faktorial dilambangkan oleh n! Dan didefinisikan oleh n! = 1, 2, 3,
… n. Perlu di ingat bahwa 0! = 1 dan 1! = 1
4
5
6
456
456
456
Contoh :
a) 5! = 1 . 2 . 3 . 4 . 5 = 120
b)
1 . 2 . 3 . 4 . 5 . 6
1 . 2 . 3 . 4 . 5 . 6 . 7 . 8
6!
8! =
= 7.8
= 56
c. Permutasi
1). Definisi dan Notasi Permutasi
Susunan K unsur dari n unsur yang berlainan dengan
memperhatikan urutan disebut permutasi K unsur dari n unsur (K ≤
n)
Contoh :
Hitunglah P (5, 2)
Jawab :
P (5, 2) =
(5 2)!
5!

= 4 . 5 20
1 . 2 . 3
1 . 2 . 3 . 4 . 5
3!
5! = = =
Permutasi K unsur n dilambangkan oleh P (n, K)
dan P (n, K) =
(n K)!
n!

2). Permutasi dengan beberapa elemen sama
Permutasi n unsur yang memuat P unsur yang sama, q unsur yang
sama dan r unsur yang sama didefinisikan sebagai berikut:
P =
p! q! r!
n!
Contoh :
Berapa banyaknya susunan huruf yang dapat dibentuk dari huruf
MATARAM.
Jawab :
Di ketahui :
n = 7
Huruf a = 3 􀂀 p
m = 2 􀂀 q
t = 1 􀂀 r
r = 1 􀂀 s
P =
3! 2! 1! 1!
7!
p! q! r! s!
n! =
= 420
2
840
(1 . 2 . 3) . (1 . 2) . (1) . (1)
1 . 2 . 3 . 4 . 5 . 6 . 7 = =
d. Kombinasi
Kombinasi K unsur n unsur dilambangkan C (n, K)
dan C (n, K) =
(n k)! k!
n!

Contoh :
Hitunglah C (5, 2)
Jawab :
C (5, 2) =
(5 2)! 2!
5!

= 10
2
20
1.2
4.5
3! 2!
5! = = =
2. Peluang suatu kejadian
a. Kejadian dalam suatu percobaan
1). Kejadian sederhana
Kejadian sederhana adalah kejadian yang hanya memuat satu titik
sampel. Jika K adalah kejadian dari suatu percobaan dan n (K) =
1 maka k disebut kejadian sederhana.
Contoh :
Sebuah uang logam di lempar satu kali. Tentukan kejadian
sederhana.
Jawab :
Kejadian A muncul gambar = A (G)
Kejadian B muncul angka = B (A)
2). Kejadian majemuk
Jika M adalah kejadian dari suatu percobaan dan n (M) > 1 maka
M di sebut kejadian majemuk.
Contoh :
Sebuah mata dadu dilempar. Tentukan munculnya mata dadu
genap.
Jawab :
Kejadian A muncul mata dadu genap {2, 4, 6}
Maka n (A) =3
b. Ruang contoh/sampel
Ruang contoh/sampel dari suatu percobaan adalah gabungan dari
semua kejadian-kejadian sederhananya. Ruang contoh dilambangkan
oleh S.
Contoh :
Sebuah dadu dilempar satu kali. Tentukan ruang contohnya!
Jawab :
Kejadian-kejadian sederhana adalah {1}, {2}, {3}, {4}, {5}, {6}
Ruang contohnya S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
c. Definisi peluang
Misalkan S adalah ruang sampel dari suatu percobaan dengan
banyaknya dari kejadian A adalah n (A). Maka peluang munculnya
kejadian A didefinisikan.
P (A) =
n(S)
n(A)
Contoh :
Tentukan peluang munculnya 2 gambar dalam pelemparan 2 buah
yang logam sekaligus
Jawab :
Diketahui n (S) = 4
n (A) = 1
P (A) =
4
1
n(S)
n(A) =
d. Frekuensi harapan suatu kejadian
Yaitu hasil kali dari banyaknya percobaan dengan peluang kejadian.
Contoh :
Empat mata logam di lempar sebanyak 1000 kali. Tentukan frekuensi
harapan munculnya 3 gambar.
Jawab :
Diketahui n (S) = 8
n (A) = 1
P (A) =
8
1
n(S)
n(A) =
Maka frekuensi harapan munculnya 3 gambar adalah 1000 × ⅛ = 125
Fh (A) = N × PA
3. Kejadian majemuk
a. Komplemen suatu kejadian
Misalkan A adalah suatu kejadian, AC adalah komplemen dari
kejadian A, S adalah ruang sampel dari suatu percobaan.
Maka peluang kejadian AC adalah P(AC) = 1 – P(A)
Contoh :
Dari 200 buah kiriman televisi, ditemukan 10 buah televisi rusak. Jika
sebuah televisi diambil secara acak, tentukan peluang terambilnya.
1). Televisi rusak
2). Televisi tidak rusak
Jawab :
Diketahui n (S) = 200
n (A) = 10
1). A adalah kejadian terambilnya televisi rusak
P (A) =
20
1
200
10
n(S)
n(A) = =
2). AC adalah kejadian terambilnya televisi tidak rusak
P(AC) = 1 – P(A)
= 1 -
20
19
20
1 =
b. Dua kejadian yang saling lepas
Misalkan A dan B dua kejadian saling lepas dan S adalah ruang
sampel dari suatu percobaan. Akibatnya
( )
n(S)
n(B)
n(S)
P A ∪ B = n(A) +
= P(A) + P(B)
Contoh :
Dari suatu set kartu bridge di ambil sebuah kartu secara acak.
Tentukan peluang terambilnya kartu As atau King!
Jawab :
Misal A : Kejadian terambilnya kartu As 􀂀 n (A) = 4
B : Kejadian terambilnya kartu King 􀂀 n (B) = 4
n (S) = 52
P (A U B) = P(A) + P(B)
=
13
2
13
1
13
1
52
4
52
4 + = + =
c. Dua kejadian yang saling bebas
Dua kejadian disebut kejadian yang saling bebas jika kejadian yang
satu tidak mempengaruhi kejadian yang lainnya.
Jika A dan B kejadian-kejadian yang saling bebas, maka :
P(A ∩ B) = P(A).P(B)
Contoh :
Sebuah uang logam di lempar 2 kali. Tentukan peluang munculnya
angka pada pelemparan pertama dan munculnya gambar pada
pelemparan kedua.
Jawab :
Diketahui n (S) = 4
n (A) = 2
n (G) = 2
P (A ∩ G) = P(A).P(G) =
4
1
16
4
4
2
4
2 × = =
H. Kemampuan Menyelesaikan Soal
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemampuan adalah kesanggupan,
kecakapan, melakukan sesuatu dengan usaha sendiri. Menyelesaikan adalah
menyudahkan, menyempurnakan, memecahakan (soal, masalah).
(KBBI, 1991:898)
Dalam Matematika, siswa hanya akan dapat menyelesaikan soal-soal bila
ia tahu dengan tepat permasalahannya, dengan kata lain ia harus tahu dengan tepat
apa yang diketahui dengan apa yang dicari atau dibuktikan. Kebiasaan ini banyak
membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
penilaian terhadap peserta didik idealnya menggunakan pengukuran atau
potensi yang dimilikinya. Namun mengingat sulitnya alat ukur tersebut diperoleh
guru, maka guru dapat melakukan penilaian ini dengan mempelajari dan
menganalisis kemampuan belajar yang ditunjukkan misalnya terhadap analisis
hasil belajar, hasil test, hasil ulangan, minat terhadap pembelajaran matematika
dan lain sebagainya.
I. KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
1. Kerangka Berpikir
Diantara banyak faktor untuk meningkatkan hasil belajar dan prestasi
belajar penerapan teknik pembelajaran. Dengan menerapkan metode
pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran, maka diharapkan akan dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang
disampaikan.Salah satunya melalui model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan (PAKEM).
Demikian pula dalam pembelajaran matematika, melalui PAKEM
diharapkan dapat membantu peningkatan penguasaan materi, mendorong siswa
memecahkan masalah terutama yang berkaitan dengan materi Peluang. Dan yang
lebih penting lagi melalui PAKEM muncul adanya perubahan sikap dan pola pikir
siswa yaitu siswa tidak takut terhadap mata pelajaran matematika dan
menganggap bahwa matematika bukan pelajaran yang sulit.
Ciri-ciri PAKEM yang sudah diuraikan pada bagian terdahulu yaitu
PAKEM merupakan suatu metode pembelajaran yang merupakan rangkaian
kegiatan penyampaian materi pelajaran yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk aktif belajar, menumbuhkan kreatifitas siswa dengan
menggunakan berbagai metode untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan bagi perserta didik dengan hasil yang maksimal.
Pembelajaran seperti ini tentunya siswa akan terhindar dari kejenuhan dan
kebosanan dalam menerima materi pelajaran dan yang lebih penting siswa tidak
verbalisme (mengetahui kata-katanya atau rumusnya tetapi tidak mengetahui
artinya atau maksudnya). Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
matematika meningkat. Konsep yang diterima siswa dapat bertahan lama.
Keadaan tersebut sangat menunjang tercapainya tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan yang pada gilirannya dapat meningkatkan minat prestasi belajar siswa.
2. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat disusun hipotesis
sebagaiberikut:
Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAKEM) dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan pokok bahasan
Peluang pada siswa kelas XI IPA 2 Semester I SMA N 2 Mranggen Kabupaten
Demak Tahun Pelajaran 2009/2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian dan Subyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Mranggen
Kabupaten Demak Siswa Kelas XI IPA 2 Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010,
dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 21
siswa perempuan.
B. Variabel Penelitian
Agar mampu menjawab permasalahan dalam penelitian ini, ada
beberapa faktor (variabel) yang ingin diselidiki, antara lain:
1. Faktor Siswa
a. Keaktifan belajar matematika siswa kelas XI IPA 2 SMA N 2
Mranggen Kabupaten Demak
b. Peningkatan hasil belajar kemampuan kognitif siswa dalam
memecahkan masalah setelah penerapan model PAKEM dalam
pembelajaran matematika pokok bahasan Peluang pada siswa kelas XI
IPA 2 SMA N 2 Mranggen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran
2009/2010
2. Faktor Guru
Kecocokan proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan rencana
pembelajaran yang sudah disusun.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus
terdiri dari empat tahapan yang harus dijalani yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan dan refleksi.
1. Siklus 1
a. Perencanaan
1). Guru dan peneliti secara kolaborasi merencanakan pembelajaran
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada materi
yang akan diajarkan yaitu “peluang” dengan membuat rencana
pembelajaran.
2). Guru menyiapkan alat peraga (dadu, lempengan bernomor, uang
logam) yang disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
3). Merancang pembentukan kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5
sampai 6 siswa, dengan berdasarkan nomor urut absen.
4). Menyusun lembar pengamatan
5). Menyusun lembar diskusi siswa
6). Merancang tes akhir siklus
b. Pelaksanaan tindakan
1). Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa
2). Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran
3). Guru menyampaikan kompetensi dasar
4). Guru menginformasikan model pembelajaran yang digunakan
5). Guru memberi motivasi pada siswa untuk melakukan diskusi dalam
kelompok
6). Guru memberi latihan pemecahan masalah kepada kelompok
dengan membagi lembar diskusi dan alat peraga
7). Siswa mengerjakan latihan secara berkelompok dengan
memanfaatkan alat peraga
8). Guru meminta siswa untuk saling kerja sama dalam menyelesaikan
latihan
9). Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil
penyelesaian di depan kelas dan memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi.
10). Guru memberikan tes pada akhir siklus I sesuai indikator yang
ditentukan.
c. Pengamatan
Peneliti berkolaborasi dengan seprofesi untuk melakukan pengamatan.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1). Pengamatan terhadap siswa
Aspek yang diamati adalah sebagai berikut
a). Kemampuan siswa dalam kerjasama kelompok
b). Keaktifan siswa dalam pembelajaran
2). Pengamatan terhadap guru
a). Kemampuan guru dalam mengelola kelas
b). Lembar diskusi siswa yang digunakan dalam pembelajaran
d. Refleksi
Merupakan analisis hasil pengamatan, hasil lembar diskusi siswa dan
evaluasi dari tahap-tahapan siklus I
2. Siklus II
a. Perencanaan
Siklus 2 merupakan penyempurnaan dari siklus I baik bagian
perencanaan, tindakan, pengamatan, serta refleksi. Setelah dilakukan
revisi terhadap kekurangan pada siklus I guru menyusun kembali tiaptiap
tahap.
1). Menyusun rencana pembelajaran
2). Susunan kelompok pada siklus ke II sama dengan susunan
kelompok pada siklus I
b. Pelaksanaan tindakan
1). Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa
2). Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran
3). Guru menyampaikan kompetensi dasar
4). Guru menginformasikan model pembelajaran yang digunakan
5). Guru memberi motivasi pada siswa untuk melakukan diskusi dalam
kelompok
6). Guru memberi latihan pemecahan masalah kepada kelompok
dengan membagi lembar diskusi dan alat peraga
7). Siswa mengerjakan latihan secara berkelompok dengan
memanfaatkan alat peraga
8). Guru meminta siswa untuk saling kerja sama dalam menyelesaikan
latihan
9). Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil
penyelesaian di depan kelas dan memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi.
10). Guru memberikan tes pada akhir siklus II
11). Guru memberikan uji kompetensi.
c. Pengamatan
Peneliti berkolaborasi dengan teman seprofesi untuk melakukan
pengamatan kegitan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1). Pengamatan terhadap siswa
Aspek yang diamati adalah sebagai berikut
a). Kemampuan siswa dalam bekerja sama kelompok
b). Keaktifan siswa dalam pembelajaran.
2). Pengamatan terhadap guru:
a). Kemampuan guru dalam mengelola kelas
b). Lembar diskusi siswa yang digunakan dalam pembelajaran
d. Refleksi
Merupakan analisis hasil pengamatan, hasil Lembar Diskusi Siswa dan
evaluasi dari tahapan siklus II.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, data-data dikumpulkan melalui catatan
harian dan pengamatan guru. Pengumpulan data ini dilakukan secara terus
menerus pada penerapan tindakan (siklus) dengan menggunakan instrumen:
1. Tes
Tes yang diberikan adalah tes pilihan essay. Sebelumnya akan dihitung
validitas dan reliabilitas tes.
a. Uji Validitas
Untuk menghitung indeks validitas digunakan rumus korelasi product
moment berukut:
Keterangan:
= Koefisien korelasi product moment
X = Skor item nomor soal
Y = Skor total
N = Jumlah soal
( )( )
{ Σ 2 (Σ )2}{ Σ 2 (Σ )2 }
Σ Σ Σ
− −

=
N X X N Y Y
N XY X Y
rxy
xy r
Harga yang diperoleh dari tiap-tiap butir soal dikonsultasikan
dengan . Jika dengan taraf signifikan 5%, maka soal
tersebut dikatakan valid (Arikunto, 2002:146)
b. Uji Reliabilitas
Rumus yang digunakan adalah rumus KR-20 sebagai berikut:
r11 = ⎟
⎟⎠

⎜ ⎜⎝
⎛ Σ
− ⎟⎠

⎜⎝

− 2
2
1
1 t
b
n
n
σ
σ
Keterangan:
= reliabilitas yang dicari
n = jumlah soal
= standar deviasi skor soal
p = proporsi siswa yang menjawab benar suatu butir soal
q = 1-p
Dengan rumus varians yang digunakan adalah:
Keterangan:
= jumlah skor tiap item
N = jumlah siswa
= jumlah kuadrat skor tiap item
(Arikunto, 2002:171)
xy r
tabel r hitung tabel r > r
11 r
2
t s
( )
( 1)
2 2
2


= Σ Σ
N N
N X X
st
Σ X
ΣX 2
c. Taraf kesukaran soal
Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal
yang terlalu mudah tidak memotivasi siswa untuk meningkatkan
usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencobanya lagi karena di luar kemampuannya
(Arikunto, 2002: 207).
Untuk mencari tingkat kesukaran soal uraian, digunakan
rumus sebagai berikut:
P =
skormaksimal
skor tercapai
Kriteria tingkat kesukaran soal sebagai berikut:
0,00 ≤ P < 0,30 = sukar
0,30 ≤ P < 0,70 = sedang
0,70 ≤ P < 1,00 = mudah
Soal tes dianggap baik apabila soal tersebut mempunyai indeks
kesukaran antara 0,30 sampai dengan 0,70
d. Daya beda soal
Menurut Arikunto (2002: 278) daya pembeda soal adalah kemampuan
suatu soal untuk membedakan antara siswa yanag berkemampuan
tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Untuk menentukan daya pembeda soal uraian digunakan uji t dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1). Mengurutkan hasil uji coba dari skor tertinggi sampai terendah.
2). Menentukan kelompok atas dan kelompok bawah, yaitu setengah
dari jumlah peserta.
3). Menghitung daya pembeda soal dengan menghitung perbedaan
antara rata-rata dari kelompok atas dan kelompok bawah dari tiaptiap
butir soal.
Rumus yang digunakan adalah
t =
( 1)
x x
(MH -ML)
22
2
1

Σ + Σ
i i n n
Keterangan:
MH = rata-rata dari kelompok atas
ML = rata-rata dari kelompok bawah
2
1 Σx = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas
2
2 Σx = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah
N = jumlah peserta
Ni = jumlah kelompok atas atau kelompok bawah
Harga thitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga ttabel.
Perangkat tes dikatakan signifikan jika harga thitung ≥ ttabel dengan taraf
kepercayaan 5% dan dk = (n1-1) (n2-1) (Arikunto, 2002: 278)
e. Angket
Angket yang digunakan adalah angket tertutup dan langsung. Angket
berisikan tentang minat siswa terhadap pembelajaran matematika.
f. Catatan Harian
Berisikan tentang catatan tindakan dan aktivitas yang dilakukan siswa
dan guru pada saat melakukan pembelajaran dengan diskusi.
E. Indikator Keberhasilan
Penguasaan keterampilan atau pengetahuan yang dikembangkan,
diartikan sebagai prestasi belajar, umumnya ditunjukkan oleh nilai test. Pada
penelitian tindakan kelas ini yang dimaksud dengan kemampuan siswa dibatasi
pada kecakapan atau kesanggupan dengan benar menyelesaikan soal-soal
Peluang. Peningkatan kemampuan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Mranggen
dalam menyelesaikan soal-soal Peluang dikatakan berhasil jika terjadi
peningkatan hasil belajar disetiap siklus baik secara klasikal maupun individual.
Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai test dan nilai ulangan harian rata-rata
6,5 untuk setiap siswa. Selain itu pembelajaran dikatakan berhasil jika 85% siswa
mencapai nilai 6,5.
Minat besar pengaruhnya terhadap pembelajaran, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mengetahui bagaimana minat siswa
terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan diskusi, digunakan angket.
Pembelajaran dikatakan berhasil jika jumlah siswa yang mempunyai minat tinggi
dan sedang lebih banyak dan pada jumlah siswa yang mempunyai minat kurang
dan tidak mempunyai minat. dengan angket refleksi siswa terhadap proses
pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran pakem di katakan minat
siswa baik bila memperoleh skor / nilai ≥ 75% dari skor total angket minat, atau
mendapat skor ≥ 15
Untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat mengikuti pembelajaran
matematika digunakanlah lembar observasi dengan klasifikasi:


Jumlah skor 1 - 5 aktivitas kurang
Jumlah skor 6 - 10 aktivitas sedang
Jumlah skor 11 - 15 aktivitas baik
Jumlah skor 16 - 20 baik sekali
Pembelajaran dikatakan berhasil jika aktivitas siswa dikategorikan baik, bila
memperoleh skor / nilai ≥ 75% dari skor total angket aktivitas siswa, atau
mendapat skor ≥ 15.
Disamping itu juga, pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika seorang
guru dapat meningkatkan kinerja dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
ditunjukkan dengan lembar observasi guru. Untuk mengetahui aktivitas guru pada
saat proses KBM digunakanlah lembar observasi dengan klasifikasi:
Jumlah skor 1 - 11 aktivitas kurang
Jumlah skor 12 - 22 aktivitas sedang
Jumlah skor 23 - 33 aktivitas baik
Jumlah skor 34 - 44 baik sekali
Proses KBM dikatakan berjalan dengan lancar jika aktivitas guru dikatakan baik
bila memperoleh skor / nilai ≥ 70% dari skor total angket observasi guru, atau
mendapat skor ≥ 31.








F. Analisis data
Analisis data dilakukan secara spontan dan terencana. Analisis data secara
spontan ini dilakukan segera setelah penerapan tindakan kelas dilakukan. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan hasil analisa yang relatif akurat agar dapat
mengambil keputusan tindak lanjutnya.
1. Tes
Untuk mengetahui hasil belajar aspek kognitif berupa kemampuan
menyelesaikan masalah, dilakukan penghitungan ketuntasan belajar siswa
secara individual dan klasikal dengan menggunakan analisis deskriptif
persentase, dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Ketuntasan belajar individu
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan
belajar individu menggunakan analisis deskriptif presentasi dengan
menggunakan perhitungan.
x100%
skor maksimum
skor yang didapat
tingkat ketuntasan =
b. Ketuntasan belajar kelompok
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan
belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif presentasi dengan
menggunakan perhitungan.
x100%
jumlah siswa yang mengikuti tes
jumlah siswa yang tuntas belajar
tingkat ketuntasan =
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu
menyelesaikan atau minimal 65 % sekurang-kurangnya 85 % dari
jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut
2. Angket
Untuk mendapatkan data minat siswa terhadap pembelajaran matematika
dengan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAKEM), menggunakan angket dengan penilaian menggunakan skala likert,
berupa kolom isian checklist dengan jawaban sangat setuju, setuju, kurang
setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Kriteria penilaian sebagai berikut:
Jika siswa memberi jawaban sangat setuju diberi skor 4
Jika siswa memberi jawaban setuju diberi skor 3
Jika siswa memberi jawaban tidak setuju diberi skor 2
Jika siswa memberi jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1
Klasifikasi minat siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) sebagai
berikut:
Jumlah skor 16 - 20 siswa mempunyai minat tinggi
Jumlah skor 11 - 15 siswa mempunyai minat sedang
Jumlah skor 6 - 10 siswa mempunyai minat kurang
Jumlah skor 1 - 5 siswa tidak mempunyai minat
Secara klasikal , siswa dikatakan berminat terhadap pembelajaran matematika
jika jumlah siswa yang mempunyai minat tinggi dan sedang lebih banyak
daripada jumlah siswa yang mempunyai minat kurang dan tidak mempunyai
minat.
3. Lembar observasi Siswa
Lembar observasi ini berisi tentang aktivitas siswa pada saat mengikuti
pembelajaran matematika dengan diskusi. Lembar pengamatan berupa kolom
isian cheeklists, dengan kriteria sebagai berikut:
Jumlah skor 1 - 5 aktivitas kurang
Jumlah skor 6 - 10 aktivitas sedang
Jumlah skor 11 - 15 aktivitas baik
Jumlah skor 16 – 20 aktivitas baik sekali
Pembelajaran dikatakan berhasil jika aktivitas siswa dikategorikan baik
atau baik sekali.








4. Lembar Observasi Guru
Lembar observasi ini berisi tentang aktivitas guru pada saat proses KBM.
Lembar pengamatan berupa kolom isian cheeklists, dengan kriteria sebagai
berikut:
Jumlah skor 1 - 11 aktivitas kurang
Jumlah skor 12 - 22 aktivitas sedang
Jumlah skor 23 - 33 aktivitas baik
Jumlah skor 34 - 44 baik sekali
Proses KBM dikatakan berjalan lancar jika aktivitas guru dikategorikan baik
atau baik sekali




LEMBAR PERSETUJUAN
Kami selaku pembimbing I dan II dari mahasiswa IKIP PGRI Semarang :
Nama : Herry Susanto
NPM : 04310014
Jurusan : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF,
KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN
(PAKEM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN
PELUANG PADA SISWA XI IPA 2 SEMESTER 1
SMA NEGERI 2 MRANGGEN KABUPATEN
DEMAK TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut di
atas telah siap diujikan.
Semarang, Februari 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Nizarudin, M.Si. Drs. Sutrisno, S.E., M.M.
NIP. 126803251994031004 NIP. 196021111987031001
ABSTRAKSI
Herry Susanto, NPM 04310014. “Penerapan Model Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Pokok Bahasan Peluang Pada Siswa kelas XI.IPA 2 Semester I SMA N 2 Mranggen
Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009/2010” dengan Drs. Nizarudin, M.Si. selaku
dosen pembimbing I, dan Drs. Sutrisno, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan model
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) terhadap hasil
belajar matematika pokok bahasan Peluang pada siswa kelas XI.1 SMA N 2 Mranggen
Tahun Pelajaran 2009/2010. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah kemampuan
koknitif siswa khususnya dalam pemecahan masalah dengan nilai ≥ 6,5 untuk setiap
siswa. Selain itu pembelajaran dikatakan berhasil jika ≥ 85% siswa mencapai nilai ≥ 6,5
, dalam model pembelajaran Pakem minat siswa dikatakan baik bila menperoleh
skor/nilai ≥ 75% dari skor total angket minat atau mendapat skor/nilai ≥ 15. Untuk
mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika digunakan lembar
observasi.
Pembelajaran dikatakan berhasil jika aktivitas siswa dikategorikan baik bila
menperoleh skor/nilai ≥ 70% dari skor total angket aktivitas siswa atau mendapat skor ≥
14. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dikatakan baik jika aktifitas guru baik, aktivitas
guru dikatakan baik jika memperoleh skor/nilai ≥ 70% dari skor total angket observasi
guru/mendapat skor ≥ 31
Hasil tes siklus I siswa yang tuntas belajar atau mendapat nilai ≥ 65 sebanyak 24
siswa atau 60% dari 40 siswa, sedangkan rata-rata nilai kelas mencapai 65,6. Untuk
ketuntasan belajar klasikal diperoleh prosentase 85% sehingga belum memenuhi kriteria
keberhasilan yaitu lebih dari 85% siswa yang tuntas, Hasil pengamatan terhadap guru
yang mengajar didapat prosentase sebesar 50% yang artinya guru mengajar dengan
sedang dan pada siklus I ini belum mencapai prosentase keberhasilan yaitu ≥70%, Hasil
pengamatan terhadap keaktifan siswa didapat prosentase sebesar 51,00%, yang artinya
tingkat keaktifan siswa kurang baik (KB), karena kurang dari prosentase keberhasilan
yaitu ≥70%
Hasil tes siklus II siswa yang tuntas belajar atau mendapat nilai ≥ 65 sebanyak 35
siswa atau 87,5% dari 40 siswa, sedangkan rata-rata nilai kelas mencapai 74.sehingga
sudah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu lebih dari 85% siswa yang tuntas. Hasil
pengamatan terhadap guru yang mengajar didapat prosentase sebesar 70,45% yang
artinya guru mengajar dengan baik dan pada siklus II ini sudah mencapai prosentase
keberhasilan yaitu ≥ 70%. Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa didapat
prosentase sebesar 70,50%, yang artinya tingkat aktifan siswa baik (B) dan sudah
melebihi dari prosentase keberhasilan yaitu ≥ 70% sehingga indicator keberhasilan
sudah tercapai.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi peluang kelas XI IPA 2 semester 1 SMA Negeri 2 Mranggen Demak Tahun
2009/2010.
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok
Bahasan Peluang Pada Siswa kelas XI IPA 2 Semester I SMA N 2 Mranggen
Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009/2010”, ditulis oleh Herry Susanto telah
dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengatahuan Alam IKIP PGRI Semarang
Pada Hari : Kamis
Tanggal : 11 Maret 2010
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Ary Susatyo, S.Si., M.Si. Drs. Rasiman, M.Pd.
NIP. 196908261994031003 NIP. 195602181986031001
Anggota Penguji:
1. Drs. Nizarudin, M.Si. (..........................................)
NIP. 126803251994031004
2. Drs. Sutrisno, S.E., M.M. (..........................................)
NIP. 196021111987031001
3. Drs. Wijonarko, M.Kom. (..........................................)
NIP. 195803031991031001
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok
Bahasan Peluang Pada Siswa kelas XI IPA 2 Semester I SMA N 2 Mranggen
Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009/2010”, ini tanpa suatu halangan.
Penulisan skripsi ini juga dimaksudkan untuk melengkapi syarat dalam
memperoleh gelar sarjana dari IKIP PGRI Semarang. Dalam menyelesaikan skripsi ini,
penulis menyadari bahwa tidak sedikit bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai
pihak yang diberikan kepada penulis.
Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Drs. Muhdi, M.Hum., selaku rektor IKIP PGRI Semarang.
2. Ary Susatyo, S.Si., M.Si., selaku dekan FPMIPA IKIP PGRI Semarang.
3. Drs. Rasiman, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.
4. Drs. H. Nizarudin, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan maupun arahan yang sangat berguna dalam penulisan skripsi ini.
5. Drs. Sutrisno, S.E., M.M., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan maupun arahan yang sangat berguna dalam penulisan skripsi ini.
6. Drs. Sutono, M.M., selaku Kepala SMA Negeri 2 Mranggen Kabupaten Demak,
yang telah memberikan ijin dalam melaksanakan penelitian.
7. Eni Widyastuti, S.Pd., selaku guru kelas XI IPA 2 yang telah membantu proses
penelitian.
8. semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak dapat
disebutkan penulis satu persatu
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memperluas wawasan pembaca
terutama dalam bidang pendidikan.
Semarang, 11 Maret 2010
Herry Susanto
04310014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dartar Nama Siswa Kelas XI.1 Sebagai Kelas Uji Coba
Lampiran 2 Soal Uji Coba Siklus I
Lampiran 3 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Siklus I
Lampiran 4 Analisis Uji Instrumen Siklus I (Validitas)
Lampiran 5 Analisis Uji Instrumen Siklus I (Reliabilitas)
Lampiran 6 Analisis Daya Beda Uji Siklus I
Lampiran 7 Analisis Kesukaran Uji Siklus I
Lampiran 8 Soal Uji Coba Siklus II
Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Siklus II
Lampiran 10 Analisis Uji Instrumen Siklus II (Validitas)
Lampiran 11 Analisis Uji Instrumen Siklus II (Reliabilitas)
Lampiran 12 Analisis Daya Beda Uji Siklus II
Lampiran 13 Analisis Kesukaran Uji Siklus II
Lampiran 14 Dartar Nama Siswa Kelas XI.2 SMA Negeri 2 Mranggen Demak
Lampiran 15 Rencana Pembelajaran Siklus I
Lampiran 16 Kisi-kisi Instrumen Siklus I
Lampiran 17 Instrument Penelitian Siklus I
Lampiran 18 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Siklus I
Lampiran 19 Daftar Nilai Evaluasi Siklus I Kelas XI.2 SMA Negeri 2 Mranggen
Demak
Lampiran 20 Rencana Pembelajaran Siklus II
Lampiran 21 Kisi-kisi Instrumen Siklus II
Lampiran 22 Instrument Penelitian Siklus II
Lampiran 23 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Siklus II
Lampiran 24 Daftar Nilai Evaluasi Siklus II Kelas XI.2 SMA Negeri 2 Mranggen
Demak
Lampiran 25 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I dan II
Lampiran 26 Hasil Obsevasi Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Siklus I
Lampiran 27 Hasil Obsevasi Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Siklus I
Lampiran 28 Lembar Observasi Guru Siklus I dan II
Lampiran 29 Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 30 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 31 Angket Minat Siswa Terhadap Model Pembelajaran PAKEM
Lampiran 32 Analisis Data Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran